Jumat, 11 Oktober 2013

Pandangan Arif Budiman terhadap kritik sastra


Kritik (sastra) berasal dari kata krites (Yunani kuno) yang berarti ‘hakim’.Krites sendiri semula berasal dari krinein ‘menghakimi’.Selanjutnya krtikos pada mulanya di gunakan pada kaum ahli tata bahasa (bangsawan) atau kaum gramatikos pimpinan Aritachos di Alexandria.Sementara dalam sastra Latin klasik istilah krtikus diartikan lebih tinggi daripada grammaticus dengan penjelasan bahwa istilah critcus juga berarti ‘penafsiran naskah’ dan ‘penafsiran kata-kata.

Setelah berabad-abad dunia sastra barat telah  membahas tentang kritik sastra dan telah lahir beberapa jenis-jenis kritik sastra dengan lahirnya beberapa New critism,Merlyn,Nouvelle Crtique Post-Strukturalisme.Sementara di Indonesia sendiri  di mulai pada kritik sastra pada zaman balai pustaka,dan terus berlanjut pada zaman punjangga,kritik sastra pada periode Angkatan 45,teori sastra kritik sastra kelompok Lekra sampai teori sastra lisan Indonesia.
Arif Budiman dalam pandangan kritik sastranya  berpedoman terhadap kritik  Sastra Ganzheit. Teori Ganzheit  pada dasarnya di latarbelakangi oleh Psikologi Gestal.Dinyatakan bahwa “memahami sebuah karya sastra itu ibarat memahami manusia,bukan memahami jalan setapak demi setapak,unsur demi unsur,melainkan secara totalitas seperti di buktikan oleh psikologi Gestalt.”

Dasar pemikiran psikologi Gestalt ialah “Bahwa suatu keseluruhan memiliki kualitas baru yang tidak sama dengan jumlah semua unsurnya.Kita sering membaca  sebuah kata dan tanpa kita sadari pada kata itu adalah sebuah huruf yang hilang atau salah cetak.Kita mengenal sebuah wajah secara intim,tetapi pada suatu saat timbul pertanyaan bagaimana bentuk bibir atau hidung dari wajah itu secara tepat sehingga tanpa kita sadari sulit merekontruksi bentuk bibir dan hidung.”

Maka  dengan latar belakang psikologi Gestalt maka,Arif budiman menawarkan metedo krtik Ganzeit yaitu metode krtik sastra yang tidak terlebih dahulu mengunakan patokan-patokan umum untuk menilainya.Yang diperlukan ialah kemampuan krtikus untuk menghidupkan kembali secara utuh pengalaman –pengalamanya ketika bertemu dengan karya sastra.
Dalam kritik sastra Arif Budiman melihat suatu sastra secara keseluruhan(tidak dicincang-cincang). mengkritik sastra itu sesungguhnya mengadakan pertemuan yang mesra dengan karya sastranya, tidak ada hubungan subjek atau objek, melainkan pertemuan antara subjek dan subjek.Disamping menggunakan metode ilmiah yang umum, kritik sastra juga menggunakan metode kritk sastra yang khusus pula dalam arti mempunyai teori sendiri yang khusus dengan metodenya sendiri yang khusus.

Walaupun demikian model kritik sastra yang di utarakan oleh Arif Budiman dapat dikatakan sama dengan teori strukturalisme karena strukturalisme juga memandang unsur-unsur karya sastra itu tidak bermakna secara sendiri-sendiri,tetapi di tentukan oleh hubungannya dengan unsur itu dan keseluruhanya.

Selasa, 08 Oktober 2013

Pandangan Arif Budiman Terhadap Kritik Sastra

Kritik (sastra) berasal dari kata krites (Yunani kuno) yang berarti ‘hakim’.Krites sendiri semula berasal dari krinein ‘menghakimi’.Selanjutnya krtikos pada mulanya di gunakan pada kaum ahli tata bahasa (bangsawan) atau kaum gramatikos pimpinan Aritachos di Alexandria.Sementara dalam sastra Latin klasik istilah krtikus diartikan lebih tinggi daripada grammaticus dengan penjelasan bahwa istilah critcus juga berarti ‘penafsiran naskah’ dan ‘penafsiran kata-kata.

Setelah berabad-abad dunia sastra barat telah  membahas tentang kritik sastra dan telah lahir beberapa jenis-jenis kritik sastra dengan lahirnya beberapa New critism,Merlyn,Nouvelle Crtique Post-Strukturalisme.Sementara di Indonesia sendiri  di mulai pada kritik sastra pada zaman balai pustaka,dan terus berlanjut pada zaman punjangga,kritik sastra pada periode Angkatan 45,teori sastra kritik sastra kelompok Lekra sampai teori sastra lisan Indonesia.
Arif Budiman dalam pandangan kritik sastranya  berpedoman terhadap kritik  Sastra Ganzheit. Teori Ganzheit  pada dasarnya di latarbelakangi oleh Psikologi Gestal.Dinyatakan bahwa “memahami sebuah karya sastra itu ibarat memahami manusia,bukan memahami jalan setapak demi setapak,unsur demi unsur,melainkan secara totalitas seperti di buktikan oleh psikologi Gestalt.”

Dasar pemikiran psikologi Gestalt ialah “Bahwa suatu keseluruhan memiliki kualitas baru yang tidak sama dengan jumlah semua unsurnya.Kita sering membaca  sebuah kata dan tanpa kita sadari pada kata itu adalah sebuah huruf yang hilang atau salah cetak.Kita mengenal sebuah wajah secara intim,tetapi pada suatu saat timbul pertanyaan bagaimana bentuk bibir atau hidung dari wajah itu secara tepat sehingga tanpa kita sadari sulit merekontruksi bentuk bibir dan hidung.”

Maka  dengan latar belakang psikologi Gestalt maka,Arif budiman menawarkan metedo krtik Ganzeit yaitu metode krtik sastra yang tidak terlebih dahulu mengunakan patokan-patokan umum untuk menilainya.Yang diperlukan ialah kemampuan krtikus untuk menghidupkan kembali secara utuh pengalaman –pengalamanya ketika bertemu dengan karya sastra.
Dalam kritik sastra Arif Budiman melihat suatu sastra secara keseluruhan(tidak dicincang-cincang). mengkritik sastra itu sesungguhnya mengadakan pertemuan yang mesra dengan karya sastranya, tidak ada hubungan subjek atau objek, melainkan pertemuan antara subjek dan subjek.Disamping menggunakan metode ilmiah yang umum, kritik sastra juga menggunakan metode kritk sastra yang khusus pula dalam arti mempunyai teori sendiri yang khusus dengan metodenya sendiri yang khusus.

Walaupun demikian model kritik sastra yang di utarakan oleh Arif Budiman dapat dikatakan sama dengan teori strukturalisme karena strukturalisme juga memandang unsur-unsur karya sastra itu tidak bermakna secara sendiri-sendiri,tetapi di tentukan oleh hubungannya dengan unsur itu dan keseluruhanya.


Yuk,belajar jadi translator



Hallo guys pada kesempatan kali saya akan sedikit menceritakan ulasan tentang bagaimana cara menerjemah, khususnya menerjemah dalam bahasa inggris ke bahasa indonesia.Dalam cara menerjemah bahasa inggris ke bahasa Indonesia, bisa di katakan gampang-gampang susah.Kadang kita harus berusaha mencari kata yang harus cocok dengan konteks teks secara keseluruhan.Dan juga banyak kata-kata yang bisa masuk ke dalam beberapa jenis dengan arti yang berbeda-beda,maka untuk menentukan arti suatu kata perlu terlebih dahulu kita mengetahui jenis yang diperankannya dalam bangun bahasa tersebut.Untuk itu ada beberapa tips dalam menentukan arti sebuah kata di dalam sebuah teks bacaan.

1.Melihat fungsinya dalam kalimat 
   Fungsi-fungsi unsur kalimat hanya dapat diduduki oleh jenis kata-kata tertentu saja.Fungsi subjek dan objek misalnya,selalu ditepati oleh kata benda(noun) atau yang berperan sebagai benda.Fungsi predikat,selalu diduduki oleh kata kerja,To Be atau kata kerja bantu lainya.contonya:
Water is essential for men,plants, and animals
  S

  Kata “water” dalam kalimat di atas berfungsi sebagai subjek,dengan demikian sebagai kata benda dan ‘air’.Tetapi dalam kalimat:
They water the flowers every day
            P
Kata ‘water’ berfungsi sebagai predikat dan kata kerja,dan artinya berganri menjadi ‘menyirami’

2.Melihat kata bantu pendampingan
   Dalam aturan bahasa inggris setelah kata-kata seperti a,the,some,many dsb selalu di ikuti kata benda.Demikian juga dengan preposisi seperti in,on,for dsb selalu mendahului kata benda.Contoh
The place   for health
A well         for hell
Dan contonya di dalam kalimat adalah sebagai berikut:
The old man died without making a will
Dalam kalimat ini, “will” bukan berarti “akan,kehendak,atau kemauan”.Tetapi kata will pada kalimat di atas sebagai kata benda,dan arti yang paling tepat dalam konteks kalimat diatas adalah surat wasiat.

3.Menemui arti kata melalui konteks bacaan
   Kadang kita mengartikan sebuah teks tanpa mengunakan sebuah kamus.Hal ini kita dapat dilakukan apabila kita memahami adanya tanda-tanda kontekstual yang biasa digunakan dalam wacana tulis.

A.Persamaan kata

   This unusual biological process often happens in the human body,but the doctors do not know for sure how and why it occurs.
(Kata ‘occurs’ pada kalimat diatas sama dengan arti dengan kata ‘happens’,digunakan untuk menghindari pengulangan dan untuk memperindah bahasa.

B.Lawan kata 
When he left home he was poor,but now he is very well off
(kata well off dapat kita pahami sebagai lawan kata ‘poor’)

C.Hubungan sebab – akibat
Contohnya: 
If you put that metal on fire,it will melt (dimana akibat dari meletakkan logam tersebut di dalam api maka akan mengakibatkan logam tersebut melebur

D.Kata dalam cakupan arti kaca lain yang lebih luas
  
  According to the economists,people will probably be encourage to consume more in the years to come if the economy is to prosper.In other words,these marketing experts say that.
(‘marketing experts’ adalah istilah lain yang lebih khusus dan merupakan cakupan dan arti kata ‘economists’.

E.Penjelasan (explanation)
·       An anthology is a collection of writings.(definisi)
·         Algae,like many other water plants,move with the movement of the water.(aposisi)
·        Joan used an atomizer to spray her plants with insectiside to prevent them from being damaged.(penjelasan fungsi).
  
6.Idioms(ungkapan-ungkapan)
   Frasa-frasa idiomatik bentuk dan artinya sudah baku sehingga tidak bisa di ubah.Dan frasa idiom tidak dapat diartikan kata demi kata sebagaimana frasa lainnya.
Contohnya
These goods are no means satisfactory (idiom no means mempunyai arti sama sekali tidak)


Sang revolusioner kemerdekaan yang terlupakan



Pada saat  sekarang ini sebagian besar masyarakat Indonesia hanya mengenal 2 orang tokoh revolusi  kemerdekaan Indonesia yaitu  Ir.Soekarno dan Moh Hatta.Tetapi sebenarnya ada 4 orang tokoh revolusi kemerdekaan yang terkenal dan berjiwa revolusioner.Hal ini di buktikan dengan statement soekarno yang mengatakan ” jika saya tiada berdaya lagi, maka saya akan menyerahkan pimpinan revolusi kepada seorang yang telah mahir dalam gerakan revolusioner.Orang yang dimaksud Soekarno tersebut adalah Ibrahim Datuk Tan Malaka.

Tan Malaka merupakan salah satu pejuang revolusioner beraliran kiri nasionalis. Dia lahir di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, pada 2 Juni 1897. Selama hidupnya dia pernah aktif di Partai Komunis Indonesia dan menjabat wakil Komintern di Asia yang berkedudukan di Canton.Selain itu Tan malaka pernah mendirikan sekolah di beberapa daerah di Nusantara seperti di Bukit tinggi,semarang dan Jogjakarta dll dan juga di negara tetangga misalnya Singapura,Filipina dll (red:dari penjara ke penjara).

Pemikiran Tan Malaka yang sangat mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia seperti konsepnya tentang negara Indonesia seperti dalam menggagas secara tertulis konsep Republik Indonesia. Ia menulis Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) pada 1925, jauh lebih dulu dibanding Mohammad Hatta, yang menulis Indonesia Vrije (Indonesia Merdeka) sebagai pleidoi di depan pengadilan Belanda di Den Haag (1928), dan Bung Karno, yang menulis Menuju Indonesia Merdeka (1933).

Dan perlu di ketahui bahwa yang lebih bergerak secara langsung dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia baik itu di dunia internasional maupun di Indonesia sendiri adalah Tan malaka hal ini di buktikan dengan sepak terjangnya dalam berjuang menentang kolonialisme “tanpa henti selama 30 tahun” dari Pandan Gadang (Suliki), Bukittinggi, Batavia, Semarang, Yogya, Bandung, Kediri, Surabaya, sampai Amsterdam, Berlin, Moskwa, Amoy, Shanghai, Kanton, Manila, Saigon, Bangkok, Hongkong, Singapura, Rangon, dan Penang. Ia sesungguhnya pejuang Asia sekaliber Jose Rizal (Filipina) dan Ho Chi Minh ( Vietnam).Dan bisa dikatakan bahwa Tan malaka adalah tokoh revosiluner lintas dunia yang namanya sangat di perhitungkan dalam politik Internasional.

Tan malaka mempunyai sebuah prinsip bahwa kemerdekaan Indonesia tidak bisa di dapatkan dengan janji-janji yang di buat oleh para penjajah.Karena kemerdekaan hanya bisa di dapat dari jerih payah para pejuang Indonesia itu sendiri.Dan perundingan di atas meja  tidak ada gunannya karena hanya menguntungkan pihak penjajah.Prinsip tersebut di buktikan Tan malaka dalam memperjuangkan nasib bangsa Indonesia tanpa adanya perundigan kepada para penjajah baik itu penjajah Belanda maupun Jepang.Perlu diketahui bahwa yang menculik Soekarno-Hatta ke Regasdeklok adalah anggota dari Tan malaka,karena pada saat itu Soekarno tidak ingin mendapatkan kemerdekaan dengan jalan pemberontakan tetapi pemberian dari Jepang itu sendiri.Pendapat dari Soekarno tersebut tidak di terima oleh para pemuda yang mayoritas anggota organisasi Tan malaka.

Tetapi sayangnya pada tahun 1949 pada saat agresi militer II,sang revosuliner di tembak mati oleh tentara bangsanya sendiri dengan tuduhan sebagai pemberontak dan sayanngya jenajah Tan Malaka tak pernah d temukan keberadaan pastinya sampai sekarang.Pada tanggal 28 maret 1963 berdasarkan keputusan RI No 53 nama Tan Malaka termasuk salah satu pahlawan kemerdekaan Indonesia.Tetapi sayangnya pada era pemerintahan Soeharto nama Tan Malaka terkesan di lupakan atau bahkan segaja di hapus karena Soeharto mengangap Tan Malaka adalah sama dengan Muso pimpinan PKI.Dan sampai pada saat ini nama Tan Malaka kian meredup,hal ini di buktikan dengan para pelajar pada saat ini kurang mengenal nama Tan Malaka.


Salatiga,12 Juli 2013